Pengaruh antara Kepemimpinan Transformasional terhadap
Kinerja Karyawan
Tipe
kepemimpinan transformasional adalah tipe kepimimpinan yang mempengaruhi
bawahan sehingga bawahan merasakan kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan rasa
hormat terhadap atasan serta termotivasi untuk melakukan lebih dari apa yang
diharapkan. Kepemimpinan transformasional mecerminkan kualitas pemimpin maka
akan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.
Adanya pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja, telah dikemukakan oleh Robbins (2006)
melalui penjelasan tentang karakteristik dari gaya kepemimpinan
transformasional. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa pemimpin mampu
merangsang agar bawahan dapat berfikir secara kreatif dan inovatif. Selain itu
telah dikemukakan pula bahwa pemimpin bertindak sebagai mentor yang membawa kemampuan
bawahan ke dalam tingkat yang lebih tinggi lagi. Pengaruh gaya kepemipinan
transformasional terhadap kinerja, dikemukakan dalam penelitian Herawati dan Misbahuddin
Azzuhri (2014) bahwa pemimpin dapat melakukan pendekatan secara interpersonal
kepada bawahan, sehingga bawahan merasa senang dan puas dengan cara atasan
dalam mengarahkan kinerja karyawan secara luas dan memberikan motivasi untuk
mencapai target yang telah di tetapkan.
Selanjutnya dalam penelitian Marnis (2012)
mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh dalam meningkatkan
kinerja dengan menitikberatkan terhadap perilaku karyawan. Hal-hal tersebut
membuktikan bahwa pemimpin transformasional dengan karakteristik yang
dimilikinya memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja dari bawahannya. Hal
ini dipacu pula oleh kedekatan secara pribadi dari pemimpin kepada bawahan.
Sedangkan
Italiani (2013) menyatakan perubahan orientasi pemimpin (melakukan transformasi
nilai-nilai) menyebebkan adanya peningkatan kinerja karyawan. Italiani (2013) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional terhadap
Kinerja Pegawai Departemen SDM PT. Semen Gresik (Persero) Tbk” dengan hasil bahwa pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai memiliki
hubungan yang positif dan signifikan.
Penelitian ini didukung penelitian oleh Marnis (2012) dan Italiani (2013) yang menyatakan bahwa kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
H1: Kepemimpinan
Transformasional secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Kinerja karyawan
Pengaruh antara Kepemimpinan Transaksional terhadap
Kinerja Karyawan
Tipe
kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang melakukan transaksi untuk
memotivasi para pengikut dengan menyerukan kepentingan pribadi mereka. Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan transaksional membantu
karyawannya dalam meningkatkan motivasi untuk mencapai hasil yang diinginkan
dengan dua cara, yang pertama yaitu seorang pemimpin mengenali apa yang harus
dilakukan bawahan untuk mencapai hasil yang sudah direncanakan setelah itu
pemimpin mengklarifikasikan peran bawahannya kemudian bawahan akan merasa
percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan yang membutuhkan perannya. Yang kedua
adalah pemimpin mengklarifikasi bagaimana pemenuhan kebutuhan dari bawahan akan
tertukar dengan penetapan peran untuk mencapai hasil yang sudah disepakati.
Kepemimpinan
transaksional digambarkan sebagai kepemimpinan yang memberikan penjelasan
tentang apa yang menjadi tanggung jawab atau tugas bawahan serta imbalan yang
dapat mereka harapkan jika standar yang ditentukan tercapai. Gaya kepemimpinan
ini, terbuka dalam hal membagikan informasi dan tanggung jawab kepada bawahan.
Meskipun keterbukaan ini merupakan komponen yang penting dalam menjalankan
suatu organisasi, namun kepemimpinan ini tidak cukup untuk menerangkan usaha
tambahan dan kinerja bawahan, apa yang sebetulnya dapat digali seorang pemimpin
dari karyawannya. Oleh karena itu diperlukan konsep lain, sehingga seorang
pemimpin mampu menggali usaha atau kinerja tambahan dari bawahannya. Jadi tidak
hanya sekedar kesepakatan tugas dan imbalan antara pimpinan dan bawahan
(Munawaroh, 2011).
Italiani (2013) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional terhadap
Kinerja Pegawai Departemen SDM PT. Semen Gresik (Persero) Tbk” dengan hasil bahwa pengaruh gaya kepemimpinan transaksional terhadap
kinerja pegawai memiliki hubungan positif dan signifikan. Penelitian ini didukung penelitian oleh Munawaroh (2011) dan Italiani (2013) yang
menyatakan bahwa kepemimpinan transaksional berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
H2: Kepemimpinan Transaksional secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Kinerja karyawan
Pengaruh antara Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Setiap perusahaan selalu
mengharapkan karyawaan dengan motivasi kerja yang tinggi, karena adanya
motivasi kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas kerjanya. Hasibuan
(1994) mengatakan Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja. Motivasi
terdiri dari motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Kemudian hal ini diperkuat
oleh teori motivasi dari Locke yang menyatakan bahwa karyawan akan termotivasi
untuk menghasilkan kinerja yang tinggi ketika mereka memiliki tujuan yang
spesifik dan sulit. Kemudian dalam penelitian Marnis (2012), motivasi diberikan
dengan tujuan untuk memberikan semangat dan gairah bekerja untuk karyawan dalam
menyelesaikan tugas. Selanjutnya Goeyanto (2011) mengemukakan motivasi dengan
indikator keyakinan memiliki pengaruh erat terhadap kinerja karyawan.
Dalam hal ini motivasi digunakan
untuk memacu tingkat produktivitas yang dihasilkan oleh seorang karyawan Dengan
adanya teori-teori yang telah dikemukakan diatas menunjukkan adanya keterkaitan
antara motivasi dengan kinerja. Seseorang harus memiliki kinerja yang baik atau
produktivitas yang baik untuk mencapai tujuan pribadinya.
H3: Motivasi
Kerja secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kinerja karyawan
Pengaruh antara Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Transaksional
dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Gaya kepemimpinan transformasional dan
transaksional secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan
perilaku kerja. Gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional merupakan
gaya kepemimpinan yang bersifat mutually
excusive, dimana seorang pemimpin dapat memunculkan gaya tersebut
bergantian pada situasi yang berbeda. Dengan demikian jika atasan sebagai
pemimpin di sebuah institusi menunjukkan gaya kepemimpinan transformasional dan
transaksional pada situasi yang sesuai maka akan meningkatkan kinerja karyawan.
Untuk mencapai kinerja yang baik dibutuhkan
pemimpin yang dapat mempengaruhi kinerja bawahan. Dengan adanya motivasi yang
ada pada diri karyawan akan lebih membantu untuk mencapai kinerja yang lebih
baik. Hal kepemimpinan dan motivasi saling berkaitan untuk mendukung aspek
kinerja seorang bawahannya. Mahdinezhad, Maryam, Suandi, Silong & Omar (2013) mengatakan kinerja
juga dipengaruhi hal lain yaitu kepemimpinan, yang dalam hal ini dibutuhkan
kualitas pemimpin yang dapat memberikan dorongan, dukungan dan arahan kepada
bawahannya. Selanjutnya Hasibuan (1994) hal lain yang mempengaruhi tingkat
kinerja adalah motivasi. Kemudian pada penelitian Marnis (2012) mengatakan
bahwa kinerja dapat dicapai tinggi oleh seorang karyawan didapatkan dengan
dukungan dari atasannya. Hal ini menguatkan pendapat bahwa gaya kepemimpinan
transformasional, transaksional dan motivasi kerja secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja.
H4: Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Transaksional
dan Motivasi Kerja secara simultan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Kinerja karyawan
Pengaruh antara Kepemimpinan Transformasional terhadap
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasional ditandai
dengan keterikatan emosional dan rasa bangga terhadap organisasi, tidak
memiliki keinginan untuk meninggalkan organisasi serta memiliki kewajiban dan
tanggung jawab untuk bertahan dalam organisasi. Peningkatan nilai komitmen
organisasional dapat dilakukan dengan cara meningkatkan intensitas penerapan
kepemimpinan transformasional atasan.
Bass (1985) menyatakan bahwa
pemimpin transformasional memiliki kemampuan untuk menciptakan komitmen yang
tinggi. Pemimpin transformasional memotivasi karyawan dengan meningkatkan arti
penting dan nilai tugas dimata karyawan serta mendukung karyawan untuk lebih
mengutamakan kepentingan kelompok dengan menaikkan tingkat kebutuhan para karyawan
ke taraf yang lebih tinggi seperti aktualisasi diri. Dengan demikian maka
pemimpin transformasional dapat mempengaruhi para karyawan dengan menimbulkan
emosi yang kuat dan identifikasi dengan pemimpin tersebut. Pada akhirnya
kepercayaan yang dimiliki karyawan akan tujuan dan ingin tetap bekerja di
perusahaan terbentuk komitmen karyawan pada perusahaan.
Kepemimpinan transformasional memberikan
perhatian khusus terhadap setiap kebutuhan bawahan untuk berprestasi dan berkembang. Perilaku ini, diwujudkan
dengan jalan bertindak sebagai pelatih (coach) ataupun penasehat (mentor). Melalui interaksi
personal, diharapkan menghasilkan prestasi yang meningkat dan komitmen organisasi.
Penelitian Herawati dan Azzuhri
(2014), penelitian Lamidi (2009) menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan komitmen organisasi.
H5: Kepemimpinan Transformasional secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi
Pengaruh antara Kepemimpinan Transaksional terhadap
Komitmen Organisasi
Kepemimpinan transaksional
menekankan pada orientasi nilai yang bersifat individual dan fokus pada kondisi
masa kini. Kepemimpinan transaksional dipandang sebagai serangkaian transaksi
ekonomi dan sosial dalam upaya pemenuhan kebutuhan karyawan. Pemimpin
transaksional menetapkan apa yang harus dilakukan karyawan untuk mencapai
kebutuhan mereka sendiri dan perusahaan serta juga mengklarifikasikan tuntutan
tersebut dan membuat karyawan merasa percaya diri untuk mencapai tujuan dengan
menambah usaha yang dibutuhkan. Apabila tujuan tersebut dipenuhi maka moral dan
produktifitas karyawan menjadi berkembang, namun demikian karena pemimpin
transaksional mengarahkan komitmen karyawan untuk mengikuti aturan yang ada
maka pemimpin transaksional cendrung untuk mempertahankan stabilitas dari pada
menciptakan perubahan (Chiang, Fang and Wang, 2012).
Pemimpin transaksional mempengaruhi
nilai-nilai, harga diri dan konsep diri karyawan, selain itu karyawan juga akan
menunjukkan tujuan, penampilan, kepuasan dan komitmen yang tinggi. Herawati dan
Misbahuddin Azzuhri (2014) mengatakan bahwa pemimpin transaksional lebih
memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang lebih rendah terhadap
karyawan. Hal ini sebagai pertukaran atas performansi kinerja karyawan akan
dapat menumbuhkan komitmen pada karyawan. Menurut Bass (1985) pada pemimpin
transaksional antara usaha karyawan dan imbalan yang diberikan konsisten atau
stabil.
Penelitian Chiang, Fang and Wang (2012) tipe kepemimpinan
transaksional mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasional. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transaksional berpengaruh
positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional.
H6: Kepemimpinan Transaksional secara parsial mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Komitmen Organisasi
Pengaruh antara Motivasi terhadap Komitmen Organisasi
Sopiah, (2008) berpendapat bahwa
dalam proses terjadinya komitmen organisasi yaitu diantaranya adalah membangun
nilai-nilai yang berdasarkan adanya kesamaan. Setiap anggota organisasi
memiliki kesempatan yang sama, misalnya untuk promosi maka dasar yang digunakan
untuk promosi adalah kemampuan, keterampilan, minat, motivasi, kinerja, tanpa
ada diskriminasi. Dengan demikian motivasi mempunyai hubungan yang penting
dengan komitmen organisasi, motivasi merupakan salah satu aspek proses
terjadinya komitmen organisasi.
Puspasari (2013) dalam jurnalnya yang
berjudul “Pengaruh Motivasi
dan Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan” hasilnya menjelaskan
bahwa variabel motivasi berpengaruh secara
signifikan terhadap komitmen organisasi.
H7: Motivasi Kerja secara
parsial mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Komitmen Organisasi
Pengaruh antara Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Transaksional
dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasi
Menurut Bass (1985) bahwa perilaku
kepemimpinan transformational dan tipe kepemimpinan transaksional merupakan
sesuatu yang berbeda namun tidak sebagai proses yang mutually exclusive. Dengan demikian dimungkinkan seorang pemimpin
menerapkan kedua gaya tersebut pada situasi yang berbeda. Pendapat ini di
perkuat oleh bahwa dalam prakteknya tipe kepemimpinan transformational dan tipe
kepemimpinan transaksional dapat ditampilkan oleh pemimpin yang sama hanya
kuantitas perilaku dan intensitasnya saja yang berbeda.
Penelitian Herawati dan Azzuhri (2014) menunjukkan
bahwa pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap
kinerja perawat di RSI UNISMA mempunyai pengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi.
Hasil penelitian Chiang, Fang and Wang (2012)
menunjukkan kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kognitif
dan afektif kepercayaan sedangkan pada kepemimpinan transaksional berpengaruh
negatif terhadap kognitif kepercayaan.
Menurut Prasetyo (2008), kepemimpinan
transformasional dan transaksional berpengaruh positif pada komitmen afektif
dan komitmen continuance. Hasil
penelitian Selly (2004), menyatakan bahwa persepsi terhadap kepemimpinan transformational
dan transaksional secara bersama-sama berhubungan dengan komitmen karyawan
terhadap perusahaan.
Motivasi yang dimiliki oleh karyawan maka
akan muncul kesadaran karyawan untuk selalu mencapai kesuksesan (perilaku
produktif dan selalu memperhatikan kualitas) dapat menjadi sikap dan perilaku
permanen pada diri individu. Motivasi akan dapat mendobrak bekal untuk meraih
sukses. Sukses berkaitan dengan perilaku 'produktif dan selalu
memperhatikan/menjaga 'kualitas' produknya. Motivasi merupakan konsep personal
yang inheren yang merupakan faktor pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu
yang diinginkannya agar meraih kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut
setiap orang mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda, dan dengan memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi, diharapkan hambatan-hambatan tersebut akan
dapat diatasi dan kesuksesan yang dinginkan dapat diraih. Semakin tinggi
motivasi karyawan akan semakin meningkat komitmen kerja karyawan dalam bekerja.
Ketahanan individu dalam menghadapi tantangan hidup sehingga mencapai
kesuksesan dan memiliki komitmen kerja karyawan.
H8: KepemimpinanTransformasional, Kepemimpinan Transaksional
dan Motivasi Kerja secara
simultan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Komitmen Organisasi
Pengaruh antara Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan
Tujuan perusahaan akan tercapai
apabila karyawan memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan. Luthans
(2005) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai ukuran dari kekuatan
identitas dan keterlibatan karyawan dalam tujuan dan nilai-nilai organisasi.
Dengan komitmen dan kontribusi yang diberikan dari karyawan terhadap
organisasi, karyawan akan mendapatkan reward / imbalan yang sesuai,
sebagaimana Hasibuan (2000) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai sebuah
sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan kepada organisasi dan merupakan
suatu proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengungkapkan perhatian
mereka terhadap organisasi, terhadap keberhasilan organisasi serta kemajuan
yang berkelanjutan.
Komitmen organisasi berguna sebagai alat untuk
melihat beberapa perilaku yang sangat penting, seperti : kinerja, kehadiran
ditempat kerja dan keluar masuknya karyawan dari organisasi. Komitmen
organisasional dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kesetiaan, suatu bentuk
rela berkorban untuk memberikan pikiran,
tenaga serta tanggung jawab yang lebih terhadap organisasi atau perusahaan demi
keberhasilan atas tercapainya tujuan dari organisasi atau perusahaan. Karyawan
yang memiliki komitmen, memiliki kesetiaan yang tinggi, maka karyawan akan
bekerja dengan seoptimal mungkin demi tercapainya kinerja yang baik. Selain
itu, perusahaan atau organisasi harus mampu membangun kepercayaan, dimana
kepercayaan merupakan suatu cara untuk menciptakan komitmen. Kepercayaan dari
karyawan tidak akan diperoleh apabila karyawan hanya diperlakukan sebagai salah
satu faktor produksi, bukan sebagai asset utama perusahaan. Selain itu,
karyawan tidak merasa sebagai bagian dari organisasi apabila tidak dihargai
oleh organisasi (Goeyanto, 2011).
H9 :
Komitmen
Organisasi secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Kinerja karyawan
H10 :Pengaruh secara langsung Kepemimpinan
Transformasional terhadap kinerja karyawan melalui komitmen
organisasi memiliki pengaruh lebih besar daripada pengaruh tidak langsung Kepemimpinan
Transformasional terhadap kinerja karyawan melalui komitmen organisasi
H11 :Pengaruh secara langsung Kepemimpinan Transaksional terhadap kinerja karyawan melalui
komitmen organisasi memiliki pengaruh lebih besar
daripada pengaruh tidak langsung Kepemimpinan Transaksional terhadap kinerja karyawan melalui komitmen organisasi
H12 :Pengaruh secara
langsung Motivasi Kerja terhadap kinerja karyawan melalui komitmen
organisasi memiliki pengaruh lebih besar daripada pengaruh tidak langsung Motivasi
Kerja terhadap kinerja karyawan melalui komitmen organisasi
Refference
Bass,
B.M. 1985. Leadership and Performance Beyond Expectations. The Free
Press
Hasibuan,
Malayu, S.P. 2003. Manajemen Dasar,
Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
Hasibuan,
Malayu, S.P. 2005. Manajemen Dasar,
Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
Italiani, F.A. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional dan Transaksional terhadap Kinerja Pegawai Departemen SDM PT.
Semen Gresik (Persero) TBK. Jurnal
Ilmu Manajemen. Volume 1 Nomor 2 Maret. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya.
Luthans,
Fred, 2005. Perilaku Organisasi.
Edisi Sepuluh. Diterjemahkan oleh: Vivin Andhika Yuwono; Shekar Purwanti;
Th.Arie Prabawati; dan Winong Rosari. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Puspasari, M.A.W. 2013. Pengaruh Motivasi Dan Budaya
Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan. Jurnal Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Yogyakarta. Universitas Atma Jaya
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi, PT Indeks,
Kelompok Gramedia, Jakarta.
Sopiah.
2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar